Rizaldi
Rais H.
16/398828/PN/14799
Prospek
usaha peternakan ayam ras petelur
di
Indonesia sangat bagus jika ditinjau dari
sisi
penawaran dan permintaan. Di sisi penawaran, kapasitas produksi peternakan ayam
ras petelur di Indonesia
belum mencapai kapasitas produksi
yang
sesungguhnya. Adapun dari sisi permintaan, produksi telur ayam ras baru mencukupi
kebutuhan pasar dalam negeri sebesar
65%.
Sisanya dipenuhi dari telur ayam kampung, itik, dan puyuh. Pada tahun 2014,
produksi telur ayam
petelur
di Kabupaten Jember sebesar 6.438.329 kg.
Sentra
daerah pengembangan usaha
peternakan
ayam petelur di Kabupaten Jember terletak di daerah Balung, Sumberjambe,
Sukowono, Mumbulsari
dan Sukorambi.
Peternak
ayam ras petelur di Wilayah Jember yang bukan menjadi sentra peternak ayam ras
petelur mengeluhkan kurangnya sosialisasi
mengenai
peternakan ayam petelur oleh petugas
penyuluh
lapangan sehingga peternak lebih memilih usaha peternakan itik. Hal ini
dikarenakan peternak dipengaruhi oleh peternak itik lainnya yang ada dikecamatan
tersebut untuk melakukan usaha peternakan
itik secara bersama-sama. Untuk mengembangkan usaha peternakan ayam ras
petelur di Kabupaten Jember diperlukan adanya peran, kinerja dan inovasi penyuluh
pertanian dalam memberdayaan peternak ayam ras petelur, dan keikutsertaan
pemerintah dalam menunjang usaha peternakan ayam ras petelur untuk dapat
meningkatkan perekonomian dalam negeri.
Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis
pengaruh
peran penyuluh terhadap keberdayaaan
peternak
ayam petelur di Kabupaten Jember; menganalisis pengaruh kinerja penyuluh
terhadap keberdayaan peternak ayam petelur di Kabupaten Jember; menganalisis
pengaruh inovasi penyuluh terhadap keberdayaan peternak ayam petelur di Kabupaten
Jember; menganalisis pengaruh peran penyuluh terhadap kinerja penyuluh ayam
petelur diKabupaten Jember; dan menganalisis pengaruhinovasi penyuluh terhadap
kinerja penyuluh ayam petelur di Kabupaten Jember.
Hasil
dan pembahasan dari penelitian ini dapat diketahui dengan menganalisa data yang
diperoleh menggunakan
analisis SEM-PLS. nilai koefsien determinasi totalnya (R²) sebesar 0,64 dengan demikian maka
besarnya konstribusi untuk peran penyuluh dan inovasi penyuluh secara bersama-
sama terhadap
variabel kinerja penyuluh adalah sebesar
64%.
Sementara sisanya sebesar 36% dipengaruhi
oleh
variabel lain selain peran penyuluh dan inovasi penyuluh yang tidak diikutkan dalam
penelitian ini. Adapun nilai koefsien determinasi totalnya (R²) sebesar 0,69 dengan
demikian maka besarnya
konstribusi
untuk peran penyuluh, inovasi penyuluh
dan
kinerja penyuluh secara bersama-sama terhadap variabel Keberdayaan Peternak
adalah sebesar 69%. Sementara
sisanya sebesar 31% dipengaruhi oleh
variabel
lain selain peran penyuluh, inovasi penyuluh dan kinerja penyuluh yang tidak
diikutkan dalam penelitian
ini.
Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran, kinerja dan inovasi penyuluh berpengaruh
secara langsung dan signfkan terhadap keberdayaan peternak ayam ras petelur di Kabupaten
Jember. Semakin baik peran, kinerja dan inovasi penyuluh akan berpengaruh
terhadap keberdayaan peternak di Kabupaten Jember. Namun, inovasi penyuluh mempunyai
pengaruh yang lebih tinggi dibandingkan dengan peran dan kinerja penyuluh dalam
memberdayakan peternak ayam ras petelur.
Referensi
:
Rahmawati, I.R., Muksin., dan Rizal. 2016. Peran dan
Kinerja Penyuluh Pertanian dalam Memberdayakan Peternak Ayam
Petelur di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Jurnal
Penyuluhan, September 2016 12 (2): 1-7.