Minggu, 09 September 2018

Pemanfaatan Media Sosial dalam Penyuluhan Pertanian dan Perikanan di Indonesia


Anindita Pembayun (16/394347/PN/14586)

Keberadaan internet telah menggeser eksistensi sumber informasi lain seperti surat kabar dan televisi. Meskipun internet telah dikenal dengan baik oleh sebagian besar masyarakat, tetapi penggunaan internet masih belum bisa dinikmati sepenuhnya oleh semua kalangan. Penggunaan internet belum bisa dilakukan secara maksimal oleh mereka yang berkecimpung di bidang pertanian, perikanan, dan peternakan. Para pelaku seperti petani, nelayan, dan peternak masih sulit untuk mendapatkan informasi terkini mengenai agrikultur melalui internet karena keterbatasan akses yang mereka miliki.
Masalah-masalah seperti informasi teknologi yang masih terbatas, pemanfaatan teknologi informasi yang belum menyentuh semua stakeholder, minat aktor-aktor yang bergelut di sektor agrokomplek yang masih rendah, dan penggunaan informasi yang belum meluas menjadikan Kementerian Perikanan dan Kelautan dan Kementerian Pertanian mengembangkan sebuah sistem penyuluhan yang memanfaatkan media sosial sebagai media penyuluhannya. Penyuluh, petani, dan nelayan di suatu daerah diharapkan bisa bertukar informasi dengan penyuluh, petani, dan nelayan dari daerah lain dengan mudah, cepat, dan murah. Media sosial juga menjadi sarana bagi Kementerian Perikanan dan Kelautan dan Kementerian Pertanian untuk mempercepat proses transfer teknologi yang telah dihasilkan Selain petani, nelayan, dan peternak, penyuluh juga harus bisa mengembangkan dan menyeduaikan diri di era digital yang serba maju ini guna menjadi fasilitator yang bisa mengangkat harkat hidup para petani dan nelayan karena penyuluh merupakan ujung tombak pelaksanaan penyuluhan dan dalam meningkatkan kompetensi petani dan nelayan. 

Berbagai media sosial seperti facebok dan twitter telah digunakan oleh Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Pertanian dalam menginformasikan kegiatan apa saja yang dilakukan, informasi budidaya, pemasaran, dan pengolahan, serta teknologi terbaru di sektor perikanan. Minimnya penguasaan teknologi informasi oleh petani dan nelayan, dan pemanfaatan teknologi informasi dan teknologi informasi yang terbatas oleh penyuluh menghambat transfer informasi kepada petani dan nelayan. Padahal Informasi tersebut penting untuk diketahui oleh petani nelayan karena memuat pengetahuan terkait kegiatan budidaya, pengelolaan, dan pemasaran hasil perikanan dan pertanian serta informasi tentang preferensi konsumen (jenis, jumlah produk, dan kualitas) pada negara importir. Aksesibilitas petani terhadap sumber informasi banyak dipengaruhi oleh saluran komunikasi dan keterjangkauan. Untuk megatasi masalah itu maka munculah inisiatif dari Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Pertanian untuk memanfaatkan media sosial sebagai media dalam kegiatan penyuluhan  karena dianggap sebagai media komunikasi yang mudah mudah dijangkau.

Beberapa media sosial yang telah digunakan sebagai sarana penyuluhan yaitu Facebook, Twitter, dan Video confrence. Pengguna facebook di Indonesia yang paling banyak berada di usia produktif. Hal ini menjadi kesempatan bagi penyuluh untuk meningkatkan minat pemuda terhadap sektor pertanian dan perikanan lewat kegiatan penyuluhan yang memanfaatkan media sosial. Dari facebook diketahui terdapat 6.675 orang yang menyukai laman Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan. Namun, hanya terdapat 32 orang yang membicarakan laman tersebut. Hal ini terjadi karena ternyata Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan tidak aktif dalam melakukan penyuluhan lewat facebook. Sementara itu, Kementrian Pertanian terlihat lebih aktif dalam membagikan informasi melalui Facebook sehingga sebanyak 2.929 orang membicarakan akun facebook Kementerian Pertanian. Bahkan di akun facebook Kementerian Pertanian telah memanfaatkan ftur toko untuk menjual berbagai alat dan mesin pertanian, di dalamnya meliputi alat penebar pupuk organik, mesin sabit, dan mesin pemipil jagung.

Akun twitter dari Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan hingga kini telah melakukan tweet sebanyak 16 ribu kali. Tweet tersebut berisi informasi di sektor perikanan dan kelautan yang disebarkan kepada 4.127 pengikutnya. Hal ini berbanding terbalik dengan akun facebook Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang terlihat jarang memperbarui informasi. Hanya dalam waktu satu tahun semenjak akun twitter tersebut diaktifkan berbagai informasi terkait budi daya, pemasaran, dan pengolahan hasil telah diberikan. Tidak hanya itu info yang ada di twitter Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan juga terkait kegiatan penyuluhan di tiap daerah beserta agenda yang akan dilakukan. Akun twitter ini juga terbilang aktif karena selalu online setiap harinya. Cepat tanggap dan memberikan informasi yang real time juga menjadi kesan yang akan didapatkan ketika berhubungan dengan akun ini. Terlihatpula sinergitas penyuluh di berbagai daerah dalam memberikan informasi kepada penyuluh daerah lain. Sementara itu, kegiatan penyuluhan di sektor pertanian masih tergabung dengan akun Kementrian Pertanian.

Penyuluhan pada sektor perikanan sudah aktif menggunakan Video confrence sebagai media penyuluhan. Melalui video conference, siapapun yang terhubung bisa saling bertukar informasi lewat audio maupun video. Video conference menjadi salah satu alternatif yang diciptakan guna menghubungkan penyuluh yang jumlahnya terbatas dan nelayan yang jumlahnya sangat banyak. Penyuluh antar daerah yang terpisah ruang, jarak, dan waktu juga diharapkan bisa lebih muah dalam bertukar informasi dengan penyuluh lain. Video conference akan memberikan peluang dan kesempatan bagi para nelayan untuk mengakses informasi yang dibutuhkan. Jika nelayan memiliki masalah maka mereka tidak hanya berkonsultasi dengan penyuluh di daerahnya namun bisa juga berkonsultasi dengan penyuluh di daerah lain. Pertukaran informasi yang cepat dan aksesibilitasnya yang mudahkan membantu nelayan dalam pengambilan keputusan melaut. Sedangkan untuk penyuluhan di sektor pertanian, penggunaan video conference masih belum digunakan dengan maksimal. Kementerian Pertanian hanya mengunggah video yang sifatnya satu arah dimana masyarakat tidak dapat langsung memberikan umpan balik kepada materi yang disampaikan.

Berbagai media sosial diatas dirasa sangat efsien, mudah, dan interaktif dalam menyampaikan informasi terkait kegiatan pertanian dan perikanan. Namun, selama ini pemanfaatan media berbasis internet yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan masih lemah. Media sosial dirasa belum memiliki efek yang besar bagi penduduk desa karena masyarakat desa masih senang mencari informasi dari tetangganya. Selain itu, penyuluh baru akan mengakses internet dan media sosial jika mereka membutuhkan informasi yang tidak mereka temui di buku, majalah, atau tabloid. Untuk mengelola usahanya, petani dan nelayan memerlukan berbagai sumber informasi, seperti kebijakan pemerintah, hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu, pengalaman petani dan nelayan lain, dan informasi terkini mengenai prospek pasar yang berkaitan dengan sarana produksi dan produk agrikultur. Segingga, penyuluh tidak bisa menentukan informasi yang akan diberikan secara sepihak seolah-olah informasi yang mereka keluarkan adalah penting bagi petani. Petani juga perlu diberi ruang dan dilibatkan secara langsung agar bisa menentukan informasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi faktual di lapangan. Diharapkan petani bisa memiliki berbagai pilihan informasi dari sumbernya yang dapat diakses secara langsung sehingga bisa dimanfaatkan untuk proses pengambilan keputusan dalam berusaha tani.

Sumber : Prayoga, K. 2017. Pemanfaatan Media Sosial dalam Penyuluhan Pertanian dan Perikanan di Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (Agriekonomika). 6(1) : 32-43.


1 komentar:

  1. timeline : jurnal yang digunakan satu tahun lalu dan masih dikatakan baru
    proximity : internet telah dikenal dengan baik oleh sebagian besar masyarakat

    importance : Berbagai media sosial diatas dirasa sangat efsien, mudah, dan interaktif dalam menyampaikan informasi terkait kegiatan pertanian dan perikanan.

    prominance : Kementerian Perikanan dan Kelautan dan Kementerian Pertanian mengembangkan sebuah sistem penyuluhan yang memanfaatkan media sosial sebagai media penyuluhannya

    human interest : Keberadaan internet telah menggeser eksistensi sumber informasi lain seperti surat kabar dan televisi.

    BalasHapus