Anindita Pembayun (16/394347/PN/14586)
Keberadaan internet telah menggeser eksistensi sumber
informasi lain seperti surat kabar dan televisi. Meskipun internet telah
dikenal dengan baik oleh sebagian besar masyarakat, tetapi penggunaan internet
masih belum bisa dinikmati sepenuhnya oleh semua kalangan. Penggunaan internet
belum bisa dilakukan secara maksimal oleh mereka yang berkecimpung di bidang
pertanian, perikanan, dan peternakan. Para pelaku seperti petani, nelayan, dan
peternak masih sulit untuk mendapatkan informasi terkini mengenai agrikultur melalui
internet karena keterbatasan akses yang mereka miliki.
Masalah-masalah seperti
informasi teknologi yang masih terbatas, pemanfaatan teknologi informasi yang
belum menyentuh semua stakeholder,
minat aktor-aktor yang bergelut di sektor agrokomplek yang masih rendah, dan
penggunaan informasi yang belum meluas menjadikan Kementerian Perikanan dan
Kelautan dan Kementerian Pertanian mengembangkan sebuah sistem penyuluhan yang
memanfaatkan media sosial sebagai media penyuluhannya. Penyuluh, petani, dan
nelayan di suatu daerah diharapkan bisa bertukar informasi dengan penyuluh, petani,
dan nelayan dari daerah lain dengan mudah, cepat, dan murah. Media sosial juga menjadi
sarana bagi Kementerian Perikanan dan Kelautan dan Kementerian Pertanian untuk mempercepat proses transfer teknologi yang telah dihasilkan Selain petani, nelayan,
dan peternak, penyuluh juga harus bisa mengembangkan dan menyeduaikan diri di
era digital yang serba maju ini guna menjadi fasilitator yang bisa mengangkat
harkat hidup para petani dan nelayan karena penyuluh
merupakan ujung tombak pelaksanaan penyuluhan dan dalam meningkatkan kompetensi petani dan nelayan.
Berbagai media
sosial seperti facebok dan twitter telah digunakan oleh Pusat Penyuluhan
dan Pemberdayaan Masyarakat
Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Pertanian dalam menginformasikan kegiatan apa saja yang dilakukan, informasi budidaya,
pemasaran, dan pengolahan,
serta teknologi terbaru di sektor perikanan. Minimnya
penguasaan teknologi informasi oleh petani dan
nelayan, dan pemanfaatan teknologi informasi dan teknologi informasi yang terbatas
oleh penyuluh menghambat transfer informasi kepada petani dan nelayan. Padahal Informasi
tersebut penting untuk diketahui oleh petani nelayan karena memuat pengetahuan terkait
kegiatan budidaya,
pengelolaan, dan pemasaran hasil perikanan dan pertanian serta informasi
tentang preferensi konsumen (jenis, jumlah produk, dan kualitas)
pada negara
importir. Aksesibilitas petani terhadap sumber informasi banyak dipengaruhi oleh
saluran
komunikasi dan keterjangkauan. Untuk megatasi masalah itu maka munculah
inisiatif dari Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan
Perikanan dan Kementerian Pertanian untuk memanfaatkan media sosial sebagai
media dalam kegiatan penyuluhan karena dianggap sebagai media komunikasi yang
mudah mudah dijangkau.
Beberapa
media sosial yang telah digunakan sebagai sarana penyuluhan yaitu Facebook,
Twitter, dan Video
confrence. Pengguna facebook di Indonesia yang paling banyak berada di usia produktif.
Hal ini menjadi kesempatan bagi penyuluh untuk meningkatkan minat pemuda
terhadap sektor pertanian dan perikanan lewat kegiatan penyuluhan yang
memanfaatkan media sosial. Dari facebook
diketahui terdapat 6.675 orang yang menyukai laman Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan. Namun, hanya
terdapat 32 orang yang membicarakan laman tersebut. Hal ini terjadi karena
ternyata Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan
tidak aktif dalam melakukan penyuluhan lewat facebook. Sementara itu, Kementrian Pertanian terlihat lebih aktif
dalam membagikan informasi melalui Facebook
sehingga sebanyak 2.929 orang membicarakan akun facebook Kementerian Pertanian. Bahkan di akun facebook Kementerian Pertanian telah memanfaatkan ftur toko untuk
menjual berbagai alat dan mesin pertanian, di dalamnya meliputi alat penebar
pupuk organik, mesin sabit, dan mesin pemipil jagung.
Akun
twitter dari Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan
Masyarakat Kelautan dan Perikanan hingga kini telah melakukan
tweet sebanyak 16 ribu
kali. Tweet
tersebut
berisi informasi di sektor perikanan dan kelautan yang disebarkan kepada 4.127
pengikutnya. Hal
ini berbanding terbalik dengan akun facebook Pusat
Penyuluhan dan
Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan
yang terlihat jarang memperbarui informasi. Hanya dalam waktu
satu tahun semenjak akun twitter tersebut diaktifkan berbagai informasi terkait
budi daya, pemasaran, dan pengolahan hasil telah diberikan. Tidak hanya itu
info yang ada di twitter Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan
dan Perikanan juga terkait kegiatan penyuluhan di tiap daerah beserta agenda yang
akan dilakukan. Akun twitter ini juga terbilang aktif karena selalu online
setiap harinya. Cepat tanggap dan memberikan informasi yang real time juga
menjadi kesan yang akan didapatkan ketika berhubungan dengan akun ini.
Terlihatpula sinergitas penyuluh di berbagai daerah dalam memberikan informasi
kepada penyuluh daerah lain. Sementara itu, kegiatan penyuluhan di sektor
pertanian masih tergabung dengan akun Kementrian Pertanian.
Penyuluhan
pada sektor perikanan sudah aktif menggunakan Video confrence sebagai media penyuluhan. Melalui video conference,
siapapun yang terhubung bisa saling bertukar informasi lewat audio maupun
video. Video conference menjadi salah satu alternatif yang diciptakan
guna menghubungkan penyuluh yang jumlahnya terbatas dan nelayan yang jumlahnya
sangat banyak. Penyuluh antar daerah yang terpisah ruang, jarak, dan waktu juga
diharapkan bisa lebih muah dalam bertukar informasi dengan penyuluh lain. Video
conference akan memberikan peluang dan kesempatan bagi para nelayan untuk
mengakses informasi yang dibutuhkan. Jika nelayan memiliki masalah maka mereka
tidak hanya berkonsultasi dengan penyuluh di daerahnya namun bisa juga
berkonsultasi dengan penyuluh di daerah lain. Pertukaran informasi yang cepat
dan aksesibilitasnya yang mudahkan membantu nelayan dalam pengambilan keputusan melaut. Sedangkan untuk
penyuluhan di sektor
pertanian, penggunaan video conference masih belum
digunakan dengan maksimal. Kementerian Pertanian hanya
mengunggah video
yang sifatnya satu arah dimana masyarakat tidak dapat langsung
memberikan umpan
balik kepada materi yang disampaikan.
Berbagai
media sosial diatas dirasa sangat efsien, mudah, dan interaktif dalam
menyampaikan
informasi terkait kegiatan pertanian dan perikanan. Namun, selama
ini pemanfaatan
media berbasis internet yang dilakukan oleh masyarakat
pedesaan masih
lemah. Media sosial dirasa belum memiliki efek yang besar bagi penduduk desa
karena
masyarakat desa masih senang mencari informasi dari tetangganya. Selain
itu, penyuluh baru akan mengakses internet dan media sosial jika
mereka membutuhkan
informasi yang tidak
mereka temui di buku, majalah, atau tabloid. Untuk mengelola usahanya, petani
dan nelayan memerlukan berbagai sumber informasi, seperti kebijakan
pemerintah,
hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu, pengalaman petani dan
nelayan lain, dan informasi
terkini mengenai prospek pasar yang berkaitan dengan sarana produksi
dan produk agrikultur.
Segingga, penyuluh tidak bisa menentukan informasi yang akan diberikan secara
sepihak seolah-olah informasi yang mereka keluarkan adalah
penting bagi petani. Petani juga perlu diberi ruang dan
dilibatkan secara langsung agar bisa menentukan informasi yang sesuai dengan
situasi dan kondisi faktual di lapangan. Diharapkan petani bisa
memiliki berbagai pilihan informasi dari sumbernya yang dapat diakses
secara langsung
sehingga bisa dimanfaatkan untuk proses pengambilan keputusan dalam berusaha
tani.
Sumber : Prayoga, K.
2017. Pemanfaatan Media Sosial dalam Penyuluhan Pertanian dan Perikanan di
Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (Agriekonomika). 6(1)
: 32-43.
timeline : jurnal yang digunakan satu tahun lalu dan masih dikatakan baru
BalasHapusproximity : internet telah dikenal dengan baik oleh sebagian besar masyarakat
importance : Berbagai media sosial diatas dirasa sangat efsien, mudah, dan interaktif dalam menyampaikan informasi terkait kegiatan pertanian dan perikanan.
prominance : Kementerian Perikanan dan Kelautan dan Kementerian Pertanian mengembangkan sebuah sistem penyuluhan yang memanfaatkan media sosial sebagai media penyuluhannya
human interest : Keberadaan internet telah menggeser eksistensi sumber informasi lain seperti surat kabar dan televisi.