Dika Resi Sekar Kusumajati
16/394348/PN/14587
Dewasa ini, teknologi
dan informasi semakin berkembang pesat. Kemajuan di bidang teknologi informasi
merambah ke semua aspek kehidupan, salah satunya adalah penggunaan internet
yang memudahkan berbagai kepentingan manusia.
Internet menjadi salah satu alat komunikasi yang sangat digandrungi hingga saat
ini. Internet memberikan semua yang kita butuhkan secara cepat dan praktis.
Internet telah banyak digunakan hampir di semua kalangan usia. Internet juga
memasuki dan berperan di dunia petanian dan perikanan, hal ini dapat dibuktikan
dengan banyaknya video tutorial di bidang pertanian dan perikanan, sehinga internet dapat dimanfaatkan bagi penyuluh
pertanian dan perikanan dalam memudahkan pekerjaannya. Internet mengubah
masyarakat dari segi kepraktisan, masyarakat lebih memilih menggunakan media
sosial dalam berkomunikasi dan mendapatkan informasi terkini dibanding surat
kabar, radio maupun televisi. Sehingga, media sosial dapat menjadi alasan
sebagai sistem pengembangan penyuluhan pertanian dan perikanan. Mudahnya penggunaan
media sosial diharapkan bisa meningkatkan layanan informasi dan mempermudah
kegiatan penyuluhan. Penyuluh, petani, dan nelayan diharapkan bisa bertukar
informasi dengan penyuluh, petani, dan nelayan dari daerah lain. Hal tersebut
menjadikan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Pertanian mengembangkan
sebuah sistem penyuluhan yang memanfaatkan media sosial sebagai media penyuluhannya
(Prayoga, 2017).
Media
sosial telah menjadi kebiasaan dan kebutuhan bagi masyarakat dan menjadi cara baru masyarakat
dalam berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain, meninggalkan batasan
waktu, tempat, dan biaya. Pesatnya perkembangan zaman, sosial media telah
menjadi pendorong kegiatan dalam berkomunikasi, bahkan kita dapat melihat dan
mengetahui keadaan di luar sana yang memiliki jarak ratusan mil tanpa kita
harus mengunjunginya, dapat saling bertukar foto maupun video. Media sosial dapat
menjadi alternatif untuk mempercepat proses penyebaran informasi penyuluhan. Perubahan
penggunaan media yang bersifat konvensional menjadi digital bisa mempermudah
penyuluh, petani, dan nelayan dalam kegiatan penyuluhan.
Media sosial dapat dijadikan
sebagai media penyuluhan yang mengikuti perkembangan zaman, sehingga dapat
membuat penyuluh mengetahui banyak hal dari mengakses sosial media, penyuluh lebih
mudah menyiapkan materi penyuluhan. Petani dan nelayan dapat bertukar ide dan
pengalaman dari petani dan nelayan dari daerah lain. Selain itu, media sosial
juga menjadi sarana pengembangan sumber daya manusia
baik dari sisi penyuluh, petani, dan nelayan, Pusat Penyuluhan dan
Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan beserta Kementerian Pertanian yang
menjadi sebuah badan yang dinamis dan berkembang dengan memanfaatkan media
sosial. Namun, salah satu masalah yang dihadapi masyarakat pesisir dan petani
adalah minimnya informasi terkait kegiatan budi daya, pengelolaan, dan
pemasaran hasil panen. Hal ini terjadi karena minimnya penguasaan teknologi
informasi oleh petani dan nelayan,penyuluh juga masih terbatas dalam
memanfaatkan teknologi informasi. Sehingga, informasi yang seharusnya bisa
cepat sampai ke tangan petani dan nelayan namun menjadi terhambat (Prayoga,
2017).
Penggunaan
media sosial juga dipengaruhi dengan tingkat pendidikan dan kebiasaan nelayan
dan petani. Nelayan dan petani yang sebagian besar memiliki tingkat pendidikan
yang rendah maka akses petani dan nelayan terhadap sumber informasi menjadi
lemah, akibatnya mereka akan terisolasi dari informasi. Kebiasaan nelayan dan
petani yaitu menunggu informasi dari penyuluh maupun orang disekitarnya yang membuat
petani dan nelayan menjadi sulit untuk maju. Sosial media yang digunakan
contohnya twitter, facebook dan Video conference. Facebook merupakan
media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, namun facebook
kurang dimanfaatkan bagi kementrian dan penyuluh dalam menyebarkan informasi
dan memposting isu-isu terkait perikanan, sedangakan di bidang pertanian
facebook memberikan banyak informasi, seperti yang dikatakan Prayoga (2017)
bahwa Akun facebook Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan
Perikanan tidak melakukan update informasi terkait dunia perikanan. Tidak ada
infomasi tentang budi daya, teknologi, pemasaran, dan pengolahan hasil
perikanan. Sedangkan akun facebook Kementerian Pertanian sangat aktif dalam
memberikan informasi kepada masyarakat. Berbagai informasi tidak hanya terkait
budidaya, teknologi, dan pemasaran namun juga terkait berbagai hal seperti
kegiatan dan event yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian.
Sosial media
selanjutmya adalah twitter, informasi terkait perikanan dan pertanian di
twitter sangat update, sepeti yang dikatan Prayoga (2017) bahwa akun twitter
dari Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan hingga
kini telah melakukan tweet sebanyak 16 ribu kali. Hanya dalam waktu satu
tahun semenjak akun twitter tersebut diaktifkan berbagai informasi terkait
budidaya, pemasaran, pengolahan hasil, dan terkait kegiatan penyuluhan di setiap
daerah beserta agenda yang akan dilakukan. Sedangkan di pertanian, kegiatan
penyuluhan yang dilakukan lewat twitter masih belum memliki akun yang spesifik
seperti sektor perikanan. Penyuluhan sektor pertanian masih ikut dalam akun
Kementerian Pertanian (@Kementerian Pertanian). Akun ini sendiri memiliki
pengikut sebanyak 150 ribu follower dengan jumlah kicauan sebanyak
4.450. Banyaknya jumlah pengikut akun Kementerian Pertanian ini bisa menjadi
sarana yang potensial untuk terus menyebarluaskan informasi. Media sosial
selanjutnya adalah video conference, lewat
video conference, siapapun yang terhubung bisa saling bertukar informasi lewat
audio maupun video. Video conference menjadi salah satu alternatif yang
diciptakan guna menghubungkan penyuluh yang jumlahnya terbatas dan nelayan
yang jumlahnya sangat banyak. Hal ini sangat memudahkan dalam bertukar dan
penyebarluasan informasi. Video conference dianggap sebagai suatu
inovasi dalam kegiatan penyuluhan perikanan di Indonesia karena media ini
masih baru dan belum pernah dilakukan sebelumnya, namun Video conference
kurang dimanfaatkan secara maksimal (Prayoga, 2017).
Media
sosial jika dimanfaatkan secara maksimal maka akan banyak membantu dalam proses
penyuluhan dan penyebaran informasi, perlu adanya kerjasama antara masyarakat,
penyuluh dan pemerintah dalam memajukan petani dan nelayan terkait penggunaan
media sosial. Penyuluh harus bisa memberikan rasa percaya kepada para petani
dan nelayan, penyuluh juga harus dapat memiliki pengetahuan yang luas dengan
adanya internet dan media sosial penyuluh dapat dengan mudah medapatkan
informasi dan materi penyuluhan dengan cepat. Sarana teknologi informasi
seperti sosial media dan video conference
dapat memberikan peluang baru untuk memperlancar dan memajukan kegiatan
pertanian dan perikanan.
Referensi:
Prayoga,
K. 2017. Pemanfaatan media sosial dalam penyuluhan pertanian dan perikanan di
indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. 6: 32-43.
Nilai Penyuluhan
BalasHapusSumber teknologi : peng¬gunaan media sosial oleh Kementerian Kelautan dan Peri¬kanan serta Kementerian Per¬tanian untuk meningkatkan layanan informasi dan mempermudah kegiatan penyuluhan
Sasaran : penyuluh, petani, dan nelayan
Manfaat : penyuluh lebih mudah menyiapkan materi penyuluhan, petani dan nelayan dapat bertukar ide dan pengalaman dari petani dan nelayan dari daerah lain, sarana pengembangan sumber daya manusia khususnya penyuluh, nelayan, dan petani dalam bidang teknologi informasi
Nilai pendidikan : peningkatan keterampilan dalam menggunakan media sosial khususnya facebook, twitter, dan video confrence untuk mendapatkan informasi mengenai pertanian dan perikanan
Nilai Berita
Timelines : artikel menggunakan tulisan/publikasi dari tahun 2016 sebagai acuan sehingga masih bersifat baru dan relevan dengan keadaan saat ini
Importance : penyuluhan melalui sosial media dapat memberi¬kan peluang baru untuk memperlancar dan memajukan kegiatan pertanian dan perikanan
Consequence : penyuluhan melalui media sosial dapat memudahkan penyuluh, petani, dan nelayan dalam mengakses informasi yang dibutuhkan, tetapi penguasaan sosial media yang masih rendah dapat menghambat proses transfer informasi melalui media sosial
Development : kegiatan pengembangan penyuluhan melalui sosial media yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Peri¬kanan serta Kementerian Per¬tanian dilakukan untuk meningkatkan kualitas penyuluh, petani, nelayan, dan hasil pertanian maupun perikanan