Minggu, 09 September 2018

Penyuluhan Pertanian dan Perikanan Berbasis Media Sosial

Dika Resi Sekar Kusumajati
16/394348/PN/14587

Dewasa ini, teknologi dan informasi semakin berkembang pesat. Kemajuan di bidang teknologi informasi merambah ke semua aspek kehidupan, salah satunya adalah penggunaan internet yang memudahkan berbagai kepentingan manusia. Internet menjadi salah satu alat komunikasi yang sangat digandrungi hingga saat ini. Internet memberikan semua yang kita butuhkan secara cepat dan praktis. Internet telah banyak digunakan hampir di semua kalangan usia. Internet juga memasuki dan berperan di dunia petanian dan perikanan, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya video tutorial di bidang pertanian dan perikanan, sehinga  internet dapat dimanfaatkan bagi penyuluh pertanian dan perikanan dalam memudahkan pekerjaannya. Internet mengubah masyarakat dari segi kepraktisan, masyarakat lebih memilih menggunakan media sosial dalam berkomunikasi dan mendapatkan informasi terkini dibanding surat kabar, radio maupun televisi. Sehingga, media sosial dapat menjadi alasan sebagai sistem pengembangan penyuluhan pertanian dan perikanan. Mudahnya peng­gunaan media sosial diharapkan bisa meningkatkan layanan informasi dan mempermudah kegiatan penyuluhan. Pe­nyuluh, petani, dan nelayan diharapkan bisa bertukar informasi dengan penyuluh, petani, dan nelayan dari daerah lain. Hal tersebut menjadikan Kementerian Kelautan dan Peri­kanan serta Kementerian Per­tanian mengembangkan sebuah sistem penyuluhan yang meman­faatkan media sosial sebagai media peny­uluhannya (Prayoga, 2017).
Media sosial telah menjadi kebiasaan dan kebutuhan bagi  masyarakat dan menjadi cara baru masyarakat dalam berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain, meninggalkan batasan waktu, tempat, dan biaya. Pesatnya perkembangan zaman, sosial media telah menjadi pendorong kegiatan dalam berkomunikasi, bahkan kita dapat melihat dan mengetahui keadaan di luar sana yang memiliki jarak ratusan mil tanpa kita harus mengunjunginya, dapat saling bertukar foto maupun video. Media sosial dapat menjadi alter­natif untuk mempercepat proses penyebaran informasi penyuluhan. Perubahan penggunaan media yang bersifat konven­sional menjadi digital bisa mem­permudah penyuluh, petani, dan nelayan dalam kegiatan penyuluhan.
Media sosial dapat dijadikan sebagai media penyuluhan yang mengikuti perkembangan zaman, sehingga dapat membuat penyuluh mengetahui banyak hal dari mengakses sosial media, penyuluh lebih mudah menyiapkan materi penyuluhan. Petani dan nelayan dapat bertukar ide dan pengalaman dari petani dan nelayan dari daerah lain. Selain itu, media sosial juga menjadi sarana pengembangan sumber daya manusia baik dari sisi penyuluh, petani, dan nelayan, Pusat Pe­nyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan beserta Kemen­terian Pertanian yang menjadi sebuah badan yang dinamis dan berkem­bang dengan memanfaatkan media sosial. Namun, salah satu masalah yang diha­dapi masyarakat pesisir dan petani ada­lah minimnya informasi terkait kegiatan budi daya, pengelolaan, dan pemasaran hasil panen. Hal ini terjadi karena min­imnya penguasaan teknologi informasi oleh petani dan nelayan,penyuluh juga masih terbatas dalam memanfaatkan teknologi informasi. Sehingga, informasi yang seharusnya bisa cepat sampai ke tangan petani dan nelayan namun menjadi terhambat (Prayoga, 2017).
Penggunaan media sosial juga dipengaruhi dengan tingkat pendidikan dan kebiasaan nelayan dan petani. Nelayan dan petani yang sebagian besar memiliki tingkat pendidikan yang rendah maka akses petani dan nelayan terhadap sumber informasi menjadi lemah, akibatnya mereka akan terisolasi dari informasi. Kebiasaan nelayan dan petani yaitu menunggu informasi dari penyuluh maupun orang disekitarnya yang membuat petani dan nelayan menjadi sulit untuk maju. Sosial media yang digunakan contohnya twitter, facebook dan Video conference. Facebook merupakan media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, namun facebook kurang dimanfaatkan bagi kementrian dan penyuluh dalam menyebarkan informasi dan memposting isu-isu terkait perikanan, sedangakan di bidang pertanian facebook memberikan banyak informasi, seperti yang dikatakan Prayoga (2017) bahwa Akun facebook Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelau­tan dan Perikanan tidak melakukan update informasi terkait dunia perikanan. Tidak ada infomasi tentang budi daya, teknologi, pemasaran, dan pengolahan hasil perikanan. Sedangkan akun facebook Kementerian Pertanian sangat aktif dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Berbagai informasi tidak hanya terkait bu­didaya, teknologi, dan pemasaran namun juga terkait berbagai hal seperti kegiatan dan event yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian.
Sosial media selanjutmya adalah twitter, informasi terkait perikanan dan pertanian di twitter sangat update, sepeti yang dikatan Prayoga (2017) bahwa akun twitter dari Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan hingga kini telah melakukan tweet sebanyak 16 ribu kali. Hanya dalam waktu satu tahun se­menjak akun twitter tersebut diaktifkan ber­bagai informasi terkait budidaya, pemasa­ran, pengolahan hasil, dan terkait kegiatan penyuluhan di setiap daerah beserta agenda yang akan dilakukan. Sedangkan di pertanian, kegiatan penyuluhan yang dilakukan lewat twitter masih belum memliki akun yang spesifik seperti sektor perikanan. Penyuluhan sektor pertanian masih ikut dalam akun Kementerian Pertanian (@Ke­menterian Pertanian). Akun ini sendiri me­miliki pengikut sebanyak 150 ribu follower dengan jumlah kicauan sebanyak 4.450. Banyaknya jumlah pengikut akun Kemen­terian Pertanian ini bisa menjadi sarana yang potensial untuk terus menyebarluas­kan informasi. Media sosial selanjutnya adalah video conference, lewat video conference, siapapun yang terhubung bisa saling bertukar in­formasi lewat audio maupun video. Video conference menjadi salah satu alternatif yang diciptakan guna menghubungkan penyuluh yang jumlahnya terbatas dan ne­layan yang jumlahnya sangat banyak. Hal ini sangat memudahkan dalam bertukar dan penyebarluasan informasi. Video conference dianggap sebagai suatu inovasi dalam kegiatan pe­nyuluhan perikanan di Indonesia karena media ini masih baru dan belum pernah dilakukan sebelumnya, namun Video conference kurang dimanfaatkan secara maksimal (Prayoga, 2017).
Media sosial jika dimanfaatkan secara maksimal maka akan banyak membantu dalam proses penyuluhan dan penyebaran informasi, perlu adanya kerjasama antara masyarakat, penyuluh dan pemerintah dalam memajukan petani dan nelayan terkait penggunaan media sosial. Penyuluh harus bisa memberikan rasa percaya kepada para petani dan nelayan, penyuluh juga harus dapat memiliki pengetahuan yang luas dengan adanya internet dan media sosial penyuluh dapat dengan mudah medapatkan informasi dan materi penyuluhan dengan cepat. Sarana teknologi informasi seperti sosial media dan video conference dapat memberi­kan peluang baru untuk memperlancar dan memajukan kegiatan pertanian dan perikanan.

Referensi:
Prayoga, K. 2017. Pemanfaatan media sosial dalam penyuluhan pertanian dan perikanan di indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. 6: 32-43.

1 komentar:

  1. Nilai Penyuluhan
    Sumber teknologi : peng¬gunaan media sosial oleh Kementerian Kelautan dan Peri¬kanan serta Kementerian Per¬tanian untuk meningkatkan layanan informasi dan mempermudah kegiatan penyuluhan
    Sasaran : penyuluh, petani, dan nelayan
    Manfaat : penyuluh lebih mudah menyiapkan materi penyuluhan, petani dan nelayan dapat bertukar ide dan pengalaman dari petani dan nelayan dari daerah lain, sarana pengembangan sumber daya manusia khususnya penyuluh, nelayan, dan petani dalam bidang teknologi informasi
    Nilai pendidikan : peningkatan keterampilan dalam menggunakan media sosial khususnya facebook, twitter, dan video confrence untuk mendapatkan informasi mengenai pertanian dan perikanan

    Nilai Berita
    Timelines : artikel menggunakan tulisan/publikasi dari tahun 2016 sebagai acuan sehingga masih bersifat baru dan relevan dengan keadaan saat ini
    Importance : penyuluhan melalui sosial media dapat memberi¬kan peluang baru untuk memperlancar dan memajukan kegiatan pertanian dan perikanan
    Consequence : penyuluhan melalui media sosial dapat memudahkan penyuluh, petani, dan nelayan dalam mengakses informasi yang dibutuhkan, tetapi penguasaan sosial media yang masih rendah dapat menghambat proses transfer informasi melalui media sosial
    Development : kegiatan pengembangan penyuluhan melalui sosial media yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Peri¬kanan serta Kementerian Per¬tanian dilakukan untuk meningkatkan kualitas penyuluh, petani, nelayan, dan hasil pertanian maupun perikanan

    BalasHapus