Pengaruh
Penyuluhan Pertanian Terhadap Produktivitas Petani
Oleh : Novi
Aprilianti (14900)
Sektor
pertanian merupakan sector unggulan di Indonesia, namun hal tersebut tidak
serta merta mengangkat derajat petani sebagai pelaku utamanya. Mayoritas petani
di Indonesia termasuk dalam golongan petani gurem (petani kecil). Petani
gurem atau petani kecil yang merupakan kontruksi terbesar dari masyarakat
pedesaan ini sudah semestinya segera diberdayakan. Secara faktual, eksistensi
petani gurem atau petani kecil di Indonesia masih sangat signifikan. Hal
tersebut juga didukung dengan kondisi social ekonomi lainnya seperti pendidikan
yang rendah, kesehatan melemah, lahan sempit, modal kecil, dan memiliki
produktivitas yang rendah. Kondisi tersebut jelas akan berdampak kurang
menguntungkan terhadap persaingan pasar global, karena petani kecil rata-rata
belum mampu mengaplikasikan teknologi secara optimal dan secara berkelanjutan
akan berakibat terhadap rendahnya effisiensi usaha dan rendahnya produk yang
dihasilkan.
Salah satu cara untuk meningkatkan
sumber daya manusia (SDM) mereka yang berperan dalam bidang pertanian adalah
dengan cara melakukan penyuluhan pertanian. Melalui kegiatan penyuluhan
pertanian, petani dibekali dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan, paket-paket
teknologi baru di bidang pertanian. Diantaranya penanaman nilai-nilai atau
prinsip-prinsip agribisnis, mengkreasikan SDM dengan prinsip inovasi, yang
lebih utamanya
mengubah
sikap masyarakat tani di pedesaan agar tau dan mau menerapkan informasi yang
diberikan oleh penyuluh guna meningkatkan keberhasilan usaha petani. Tujuan
penyuluhan ini yaitu menciptakan masyarakat tani yang kompeten yang mampu menciptakan
usaha yang tangguh, dengan better farming, better business, better living
dan better enviroment.
Penyuluhan pertanian sudah dilakukan
sejak sebelum kemerdekaan. Dalam pelaksanaannya, penyuluhan pertanian pada zaman
Hindia Belanda menggunakan pendekatan atas perintah atau pendekatan dari atas (top
down). Pada pemerintahan pendudukan Jepang pun masih menggunakan pendekatan
dari atas, dan terus mengalami modifikasi hingga saat ini. Melalui program
Bimbingan Massal (Bimas), penyuluhan pertanian mengantarkan Indonesia mencapai swasembada
beras pada tahun 1984.
Sistem penyuluhan yang diterapkan
selama ini masih terpaku dengan konsep pendekatan dipaksa, terpaksa dan
terbiasa. Petani diberikan teknologi tertentu dan dipaksa melakukannya sehingga
mereka melakukannya secara terpaksa dan akhirnya menjadi terbiasa dan
menjadikan produktivitas nya meningkat. Hal tersebut tidaklah tepat jika
diterapkan secara terus menerus karena petani sendiri mempunyai pilihan hidup
yang akan dilakukan bersama dengan keluarganya, sehingga konsep penyuluhan
diubah dan diatur dalam otonomi daerah dan membentuk lembaga penyuluhan.
Lembaga penyuluhan ini mempunyai
wewenang untuk memberikan penyuluhan ilmu pengetahuan maupun teknologi kepada
petani secara langsung atau melalui petani binaan yang diambil dari beberapa
kelompok tani yang ada. Sistem yang diterapkan di lembaga penyuluhan ini telah
terstruktur dimana dipimpin oleh seorang ketua dan dibawahnya terdapat staff
dengan pendistribusian pekerjaan yang sudah jelas.
Studi kasus contoh penelitian dilakukan
di Kecamatan Sumbangsih Kabupaten Ciamis, Jawa Barat dengan melibatkan petani
sebagai responden yang nantinya akan dilakukan penilaian terhadap efektifitas
lembaga penyuluhan di tempat tersebut. Lembaga penyuluhan menerapkan sistem
pola tanam legowo untuk daerah ini, dimana sistem tanam diatur untuk
meminimalisir tingkat kegagalan. Dari hasil penelitian dengan total responden
150 menunjukkan bahwa signifikasi lembaga penyuluhan mampu meningkatkan
produktivitas petani sebesar 35,7 %.
Hasil akhir dari penyuluhan sendiri adalah meningkatkan produktivitas,
meningkatkan provit, meningkatkan kemampuan petani dalam bekerja sama,
meningkatkan solidaritas antar petani, hingga membuat program untuk mengurangi
kemungkinan gagal panen. Hasil wawancara juga menyatakan bahwa terjadinya
peningkatan ketrampilan dan pengetahuan, pola pikir yang semakin berkembang
sehingga berakibat dengan produksi yang semakin meningkat yang semula hanya
bisa memproduksi sekitar 7-8 kwintal sekarang bisa mencapai 1 ton di tiap
produksi. Pendapatan masyarakat juga meningkat dari yang sebelum ada nya
penyuluhan sistem legowo ini hanya sekitar Rp. 3000.000.,/ha sekarang setelah
menerapkan sistem penyuluhan tanam legowo yang dibuat maka pendapatan mereka
ditaksir > Rp.3000.000.,/ha dan bahkan hampir menyentuh angka
Rp.4000.000.,/ha.
Berdasarkan hasil perhitungan Efektifitas Penyuluhan
Pertanian di Kecamatan Sindangkasih didapatkan skor 77,48%, dimana kategori
tersebut tergolong pada tingkat efektivitas yang sangat baik. Dampak positif
yang dirasakan petani dengan adanya penyuluhan pertanian diantaranya adalah
peningkatan pengetahuan, keterampilan serta pola pikir, khususnya terkait
sistem penanaman legowo. Di bidang ekonomi perubahan yang didapat adalah adanya
peningkatan produksi yang berimbas pada peningkatan pendapatan petani.
Sumber
:
Charina,
agne. 2015. “Kajian Kinerja Penyuluhan
Pertanian Di Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat”. Jurnal Social
Economic of Agriculture Vol 4,
No. 1. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNPAD. Bandung
Nilai Berita :
BalasHapus1. Timelines
Artikel yang disampaikan tidak baru karena jurnal yang digunakan
rilis pada tahun 2015.
2. Proximity
Artikel yang disampaikan sudah dekat dengan petani karena adanya
penyuluhan dengan sistem pola tanam legowo.
3. Importance
Artikel yang disampaikan memuat informasi yang diperlukan oleh
petani di Kecamatan Sumbangsih Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Sistem pola tanam logowo dapat meningkatkan produktivitas,
meningkatkan provit, meningkatkan kemampuan petani dalam bekerja
sama, meningkatkan solidaritas antar petani, hingga membuat
program untuk mengurangi kemungkinan gagal panen serta terjadinya
peningkatan ketrampilan dan pengetahuan, pola pikir yang semakin
berkembang sehingga berakibat dengan produksi yang semakin
meningkat yang semula hanya bisa memproduksi sekitar 7-8 kwintal
sekarang bisa mencapai 1 ton di tiap produksi.
4. Policy
-
5. Prominence
-
6. Consequence
-
7. Conflict
-
8. Development
-
9. Disaster & Crime
-
10. Weather
-
11. Sport
-
12. Human Interest
-
Nilai Penyuluhan :
BalasHapus1. Teknologi / ide
Adanya ide mengenai penyuluhan kepada petani dengan sistem pola tanam legowo, dimana sistem pola tanam legowo dapat meningkatkan produktivitas, provit, solidaritas dan mengurangi permasalahan gagal panen serta meningkatkan ketrampilan dan pola pikir petani.
2. Sasaran
Adanya sasaran langsung yaitu kepada petani di Kecamatan Sumbangsih Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
3. Manfaat
Adanya manfaat bagi petani dengan menerapkan sistem pola tanam legowo yaitu dapat meningkatkan produktivitas, provit, solidaritas dan mengurangi permasalahan gagal panen serta meningkatkan ketrampilan dan pola pikir petani.
4. Nilai pendidikan
-