Hadhi Yuda Ajisena
16/394350/PN/14589
“Penyuluhan Online? Efektifkah?”
Jaman
sekarang hampir segala hal dapat dilakukan secara online atau melalui internet,
seperti memesan tiket, hotel, makanan, berbelanja bahkan moda transportasi baik
roda 4 maupun roda 2 bisa dipesan lewat internet. Dengan segala kecanggihan
jaman ini, sektor pertanian juga tertular oleh kemajuan teknologi. Petani yang
“kekinian” dapat membeli bibit, pupuk dan bahkan menjual hasil panennya lewat
grup-grup yang tersebar di media sosial. Namun hal tersebut untuk petani yang
memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi internet, untuk mereka yang
tidak bisa memakai beda lagi ceritanya. Keberadaan 2 golongan inilah yang
menjadi tantangan bagi para penyuluh pertanian.
Kenyataan
dilapangan menunjukkan bahwa penyuluhan secara online tidak hanya terkendala
dari petani yang belum semuanya dapat memanfaatkan internet, namun juga dari
penyuluh itu sendiri yang belum sepenuhnya memiliki keterampilan dalam
menggunakan internet sebagai media penyuluhan. Sebagai contoh kasus diambil di
daerah Kabupaten Cianjur dimana umur penyuluh
sebagian besar (38%) tergolong muda yaitu berkisar antara 23 tahun
hingga 35 tahun. Sementara penyuluh yang tergolong tua sebanyak 28% dengan
kisaran usia lebih dari 48 tahun. Penyuluh yang masih berusia muda memungkinkan
untuk dapat terlibat aktif dalam memberikan penyuluhan kepada petani karena masih tergolong usia yang
produktif. Penyuluh yang produktif juga berpotensi dapat mengikuti
perkembangan-perkembangan teknologi yang semakin canggih, seperti penggunaan
internet sebagai media mendapatkan informasi yang lebih banyak mengenai
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan penyuluhannya.
Pendidikan formal penyuluh di Kabupaten Cianjur mayoritas telah menempuh hingga
Strata 1 (S-1) yaitu mencapai 63%, sementara yang berpendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) hanya 16%. Hal ini menggambarkan bahwa penyuluh di Kabupaten Cianjur rata-rata telah
berpendidikan tinggi, sehingga memiliki kemampuan yang memadai untuk
melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh. Pentingnya pendidikan bagi seorang
penyuluh adalah sebagai landasan dalam membentuk, mempersiapkan, membina serta
mengembangkan kemampuan sumber daya manusia. Kepemilikan media untuk mengakses internet, berdasarkan hasil penelitian
diketahui sebagian besar (66%) sebanyak 1-3 unit per orang. Hal ini
menggambarkan bahwa media untuk mengakses internet yang dimiliki penyuluh
sangat memadai. Kondisi yang demikian memudahkan penyuluh untuk mendapatkan
informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan penyuluhannya. Adapun media
internet yang banyak dimiliki oleh penyuluh di wilayah ini di antaranya adalah
Hp berinternet dan laptop, iPad/Tab, ataupun Smart TV.
Teknologi
informasi dan komunikasi yang dimanfaatkan dengan baik dapat berpotensi
meningkatkan kapasitas seseorang. Adanya peningkatan kapasitas tersebut akan
berdampak pada kinerja yang lebih baik. Namun untuk hal itu semua harus
didukung dengan media internet yang memadai. Media yang dapat digunakan untuk
mengakses internet di antaranya berupa Handphone (Hp), Laptop/netbook, iPad
maupun Tablet (Tab), Komputer, dan komputer/desktop yang terhubung dengan
jaringan internet. HP berinternet baik yang berupa Tab maupun iPad merupakan
media yang cukup praktis untuk transfer atau berbagi informasi.
Selain umur,
pendidikan formal, dan kepemilikan media internet, karakteristik penyuluh
lainnya adalah kebutuhan informasi. Kebutuhan informasi yang dimaksud dalam
penelitian ini merupakan keharusan atau tuntutan bagi seorang penyuluh untuk
memperkaya (memperoleh) berbagai jenis informasi yang dibutuhkan mengenai
pertanian. Informasi yang dibutuhkan oleh penyuluh dalam penelitian ini adalah
informasi mengenai:
1) Teknologi produksi yang meliputi benih
unggul, penanaman, pemupukan, pengairan, pengendalian OPT, dan panen.
2) Informasi
mengenai teknologi pasca panen dan pengemasan produk.
3) Pemasaran
hasil produksi yang meliputi harga pasar dan peluang pasar.
4) Iklim dan
lingkungan pertanian.
5) Permodalan.
6) Informasi
mengenai kelembagaan.
Informasi yang diperoleh tersebut
dapat digunakan sebagai bahan penyusunan materi penyuluhan, dan menyusun
laporan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kebutuhan informasi bagi
penyuluh sebagian besar (43%) dalam kategori tinggi. Kebutuhan akan informasi
ini merupakan hal penting yang mendorong para penyuluh menggunakan internet.
Pada dasarnya, informasi yang dibutuhkan oleh para penyuluh secara umum mulai
dari informasi teknis produksi hingga penanganan pasca panen dan pemasaran
hasil produksi. Namun demikian, informasi yang sangat dibutuhkan oleh penyuluh
berdasarkan hasil penelitian ini adalah informasi mengenai pemasaran hasil
produksi.
Dalam
mendukung keperluan informasi tersebut, maka penyuluh diharapkan mampu
mengoperasikan perangkat teknologi informasi secara baik, efektif dan efisien.
Sayangnya hasil penelitian menunjukkan bahwa kecakapan penyuluh terhadap TIK
sebagian besar masih tergolong rendah. Diketahui bahwa sebagian besar (59%)
responden mengatakan masih jarang terlibat dalam pelatihan TIK. Hal ini di
karenakan pelatihan yang diadakan untuk penyuluh masih jarang. Hanya terdapat
36% responden yang selalu mengikuti pelatihan TIK. Pelatihan yang pernah
diikuti tersebut di antaranya adalah pelatihan mengenai cyber extension, sms
center, membuat blog, dan pemanfaatan media sosial melalui WhatsApp (WA),
Facebook (FB), dan teknologi informasi untuk pertanian.
Biaya
internet di Indonesia secara internasional masih tergolong tinggi bila ditinjau
dari kualitas internet yang ada. Kendala ini juga berpengaruh besar terhadap
penyuluhan secara online atau bisa disebut sebagai Cyber Extension. Belum lagi pengadaan dana khusus untuk keperluan
internet di lembaga-lembaga penyuluhan juga belum terlalu diperhatikan. Rendahnya
dukungan finansial ini akan menyebabkan terkendalanya penyuluh dalam mengakses
internet, karena untuk mengaktifkan jaringan internet penyuluh harus
mengalokasikan dana setelah kebutuhan pokok lainnya terpenuhi.
Persepsi
penyuluh terhadap manfaat internet sebagai sumber informasi yang sangat bermanfaat
mendapat respon sebanyak 74% dari total responden. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa keberadaan internet dirasa sangat mendukung kinerja penyuluh. Tetapi
efektifitas penggunaan internet dalam
mencari informasi terkait pertanian oleh penyuluh malah tergolong rendah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (62%) responden, durasi dalam
menggunakan internet termasuk sedang. Lamanya durasi penyuluh dalam menggunakan
internet disebabkan oleh penyuluh yang tidak hanya mencari informasi yang berkaitan
dengan pertanian saja, melainkan juga mengakses informasi-informasi lain di
luar sektor pertanian. Penyuluh terkadang setelah mengakses informasi utama,
juga mengakses akun media sosial yang dimilikinya, seperti Facebook, instagram
serta situs berita-berita sosial seperti olah raga sepak bola dan hiburan
lainnya. Sebagian besar responden menggunakan waktu mencari informasi melalui
internet hanya selama 0 hingga 2 jam dalam satu minggu. Tingkat pemanfaatan
informasi yang diperoleh melalui akses internet dalam penyusunan laporan oleh
penyuluh dinilai berdasarkan kategori rendah, sedang, dan tinggi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan internet oleh penyuluh dalam menyusun
laporan sebagian besar (60%) termasuk kategori sedang. Hanya ada 27% penyuluh
yang menyusun laporan selalu menggunakan informasi berasal dari internet.
Dari
hasil yang didapat tersebut, penulis merasa bahwa penyuluhan secara online
belum dapat diterapkan di Indonesia untuk saat ini. Karena masih terkendala
baik dari petani maupun penyuluh itu sendiri. Dari sudut petani, belum semua
memiliki kemampuan untuk menggunakan internet. Dari sudut penyuluh, tingkat
pemanfaatan internet oleh penyuluh pertanian belum tergolong tinggi, baik dalam
menyusun laporan, pembuatan materi penyuluhan, penyusunan program penyuluhan,
dan pembuatan desain metode penyuluhan. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa
keberadaan internet memang dapat mempermudah kegiatan petani dan meningktakan
kinerja penyuluh pertanian.
Sumber :
Purwatiningsih N.A , Anna F,Retno S H. Mulyandari. 2018. Pemanfaatan Internet dalam Meningkatkan Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten Cianjur. Jurnal Penyuluhan, Vol. 14 (1) :
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMedia internet merupakan hal baru dan sangat mempermudah dalam kegiatan penyuluhan. Media internet berfungsi agar petani ataupun penyuluh cepat mendapatkan informasi yang diinginkan. Masalah pertanian yang dihadapi petani juga dapat cepat terselesaikan saat itu juga dengan adanya media internet. Saya setuju dengan artikel tersebut yang menyatakan bahwa dengan media internet dapat mempermudah akses penyuluhan, namun bagi petaniataupun penyuluh belum dapat memanfaatkan keberadaan internet dengan baik kaena berbagai kendala dari petaninya sendiri maupun dari penyuluh. Hal tersebut dikarenakan belum semua seorang petani memiliki media komunikasi berupa internet dan penyuluh membutuhkan biaya besar untuk pengadaan internet tersebut. Selain itu juga banyak dari para penyuluh yang belum menguasai teknologi informasi saat ini dnegan baik.
BalasHapusNilai penyuluhan yang terdapat dalam artikel tersebut adalah, sumber teknologi untuk penyuluhan adalah media internet. Sasaran artikel ini adalah kepada para penyuluh dan petani agar dapat memanfaatkan media internet sebagai komunikasi penyuluhan. Selain itu, sasaran bisa juga untuk pemerintah atau pihak swasta agar dapat mendanai biaya internet untuk para penyuluh dan petani. Adapun manfaat yang diambil dari artikel ini adalah penyuluh dan petani dapat mempelajari ilmu komunikasi berbasis internet sehingga diharapkan komunikasi menjadi mudah dan informasi bisa cepat didapat. Nilai pendidikan yang didapat dalam artikel ini adalah kita harus bersungguh-sungguh dalam mengahadapi hal yang baru, khususnya dalam dunia globalisasi sekarang ini, kita harus menguasai media berbasis internet.
Nilai berita yang terdapat dalam artikel adalah timelines yaitu artikel ini membahas topik yang sedang hangatnya diperbincangkan, media internet merupakan media baru untuk bidang penyuluhan. Kemudian proximity, artikel ini sangat dekat dengan penyuluh dan petani, karena membahas media internet yang digunakan oleh penyuluh dan petani yang belum maksimal. Setelah itu importance, artikel ini sangat penting bagi penyuluh, dan petani. Artikel ini harusnya menjadi penyemangat bagi mereka untuk terus belajar menguasai teknologi informasi agar informasi dapat cepat dan mudah didapat. Consequence dalam artikel ini adalah penyuluh yang belum menguasai teknologi informasi berbasis internet dan petani yang belum memiliki kemampuan untuk menggunakan internet, makan penyuluhan dengan media internet belum dapat berjalan dengan baik. Conflict yang terdapat dalam artikel ini adalah durasi penyuluh dalam menggunakan internet termasuk kategori sedang lamanya durasi penyuluh dalam menggunakan internet disebabkan oleh penyuluh yang tidak hanya mencari informasi yang berkaitan dengan pertanian saja, melainkan juga mengakses infomasi-informasi lain diluar sektor pertanian. Penyuluh terkadang mengakses media sosial atau media hiburan lainnya. Development dalam artikel ini adalah perkembangan di era globalisasi yang mengharuskan banyak orang untuk menggunakan media internet salah satunya dalam bidang penyuluhan, namun pemanfaatan internet dalam bidang penyuluhan ini belum maksimal dikarenakan adanya kendala dari penyuluh maupun dari petani sendiri.