Selasa, 11 September 2018

DAMPAK PENETRASI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM TRANSFORMASI SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI INDONESIA




Satrio Adil Pamungkas 
17/412917/PN/15239
No Absen 33


         Penyuluhan pertanian merupakan profesi yang membawa dampak positif dalam pembangunan pertanian di Indonesia. Indonesia sempat diganjar sebagai negara yang swasembada pangan ini juga berkat seorang profesi penyuluh pertanian. Namun, perlu diingat hal itu terjadi ketika masyarakat Indonesia masih bercorak sebagai masyarakat agraris. Transformasi di tengah masyarakat Indonesia juga berubah sangat cepat, dari yang awalnya masyarakat agraris berubah menjadi masyarakat industri dan hari ini telah memasuki era masyarakat informasi.
            Munculnya handphone dan internet membuat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin cepat dan menyebabkan perubahan yang begitu signifikan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Ini disebabkan bahwa teknologi informasi seperti internet menawarkan potensi komunikasi yang lebih efektif, efisien serta lebih demokratif dibandingkan media massa sebelumnya. Zaman saat ini telah memasuki era masyarakat informasi yang terhubung dalam dunia virtual. Tak hanya di perkotaan, fenomena ini juga telah terjadi di kawasan pedesaan. Ini bukti bahwa teknologi digital merupakan keniscayaan, tidak dapat di pungkiri kemajuannya. Sudah banyak ditemui petani yang telah memanfaatkan smartphone dan memanfaatkan pegawainya untuk berselancar didunia maya. Petani juga memanfaatkan internet guna mencari informasi, baik dalam kegiatan pertanian berupa pemanenan, budidaya, pemupukan, maupun dalam kegiatan pemasaran. Fokus utama dari aplikasi ICT (Information and Communication Technologies) di bidang pertanian adalah untuk memenuhi kebutuhan petani akan informasi. Keadaan inovasi dan informasi pertanian yang stagnan diharapkan dapat di perbaiki dengan adanya TIK ini.
            Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi dapat membantu jalannya penyuluhan pertanian. Ini dapat dilihat dengan munculnya konsep penyuluhan pertanian di dunia virtual yang dinamakan Cyber Extension. Cyber extension hadir dengan tujuan utama adalah untuk memberikan kemudahan bagi petani dan penyuluh dalam mengakses informasi mengingat informasi pertanian menjadi salah satu faktor kunci dalam pencapaian keberhasilan program pembangunan pertanian. Penyuluh pertanian dituntut untuk memahami teknologi informasi dan komunikasi selain dari ilmu-ilmu mengenai pertanian. Oleh sebab itu para penyuluh juga harus mampu mengaplikasikan teknologi informasi sebelum mereka melakukan penyuluhan-penyuluhan. Sehingga pada akhirnya penyuluhan berfungsi untuk menjembatani kesenjangan antara praktek yang harus atau biasa dijalankan oleh petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang menjadi kebutuhan petani tersebut. Penyuluh pertanian akan membimbing petani dengan pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang untuk diterapkan kepada petani dalam usaha taninya. Jika petani mempunyai masalah yang memerlukan pemecahan para ahli, seperti kegagalan panen akibat serangan hama/keadaan tanahnya dapat disampaikan kepada para ahli melalui penyuluh. Dalam era baru pertanian, penyuluh lapangan juga dituntut memiliki fungsi paling tidak dalam tiga hal yaitu transfer teknologi (technology transfer), fasilitasi (facilitation) dan penasehat (advisory work).
            Terdapat dampak positif yang dihasilkan oleh Teknologi informasi, baik kepada petani maupun penyuluh. Sebelumnya, kegiatan penyuluhan identik dengan kegiatan lapang yang mengharuskan tatap muka antara petani dengan penyuluh, tetapi dengan adanya TIK penyuluh dan petani tak lagi harus bertemu di sawah, mereka sudah dapat berinteraksi secara intens melalui berbagai medium hasil kemajuan TIK, seperti lewat media sosial, aplikasi digital, sms, video, dan sebagainya. Lalu, sebelumnya pola komunikasi antara penyuluh dan petani adalah linear, bahkan cenderung bersifat intruksional dengan sistem target yang kaku. Namun setelah adanya kemajuan TIK ini pola komunikasi antara petani dengan penyuluh terdapat timbal balik dan respon diantara keduanya. Sekarang para petani juga dapat dengan bebas terhubung dengan penyuluh di daerah lain, tidak hanya di daerahnya saja, berbeda dengan dulu dimana petani hanya dapat berhubungan dengan penyuluh dengan jangka waktu yang terbatas. Dengan kemajuan TIK ini penyuluh dengan leluasa dapat mengembangkan dirinya, dimana pada zaman dahulu penyuluh kurang bisa mengakselerasikan kemampuannya.
            Tetapi selain adanya dampak positif, kemajuan Teknologi informasi ini juga mengakibatkan beberapa dampak negatif terhadap kegiatan penyuluhan pertanian. Dengan adanya teknologi informasi petani sudah mulai terbiasa untuk mencari informasi sendiri sehingga interaksi antara petani dengan penyuluh maupun petani dengan petani mulai berkurang. Akibatnya tentu saja gotong royong juga mulai memudar dan rasa saling membutuhkan juga mulai hilang. Petani merasa tidak lagi membutuhkan penyuluh dan petani lain karena memang dengan kecanggihan teknologi informasi semua informasi sudah bisa mereka cari. Selain itu terdapat hilangnya kegiatan-kegiatan musyawarah guna mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh petani. Jika sebelum era informasi petani terbiasa bercerita di forum tentang suatu masalah dan petani lain mencoba untuk memikirkannya maka hari ini hal itu suah akan jarang ditemui. Interaksi yang terjadi di dunia nyata sudah mulai tergantikan oleh interaksi di dunia maya. Kurangnya intensitas pertemuan antara petani dan penyuluh juga menyebabkan hilangnya sense of belonging dari diri petani terhadap kegiatan penyuluhan.
            Berdasarkan pembahasan artikel diatas, dapat disimpulkan bahwa penyuluhan yang berbasis teknologi informasi sudah pasti memberikan banyak perubahan dalam struktur sosial dan budaya masyarakat tani. Perubahan itu ada yang bergerak menuju ke arah positif namun ada juga yang justru menyebabkan perubahan ke arah yang negatif. Namun, perubahan itu bukan karena sebab karena, teknologi informasi yang berkembang seperti cyber extension hadir dalam rangka untuk memberikan sebuah efek positif bagi kehidupan manusia. Kemajuan Teknologi informasi dan komunikasi ini juga membentuk sebuah habitus baru dan melahirkan praktek yang sosial yang berbeda sebelum adanya kegiatan penyuluhan yang dilakukan di ruang virtual.


Referensi : 
Prayoga, Kadhung. 2018. Dampak Penetrasi Teknologi Informasi Dalam Transformasi Sistem Penyuluhan Pertanian di Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. 11 (1) : 46- 59 

1 komentar:

  1. HAlo Adil, mau komentar tentang nilai yang ada di artikelmu ya :)

    !. Timelines: artikelmu up to date mengangakat fenomena teknolohi informasi yang saat ini memang sedang trend :)

    2. Proximity : tulisanmu dekat dengan petani karena pembahsannya adalah dampak yang ditimbulkan dari teknolohi informasi kepada petani itu sendiri

    3. Importance: artikelmu berisi informasi yang penting bagi petani dimana petani dapat mengetahui dampak teknolohi penyuluhan yang dilakukan kepada petani itu sendiri

    4. policy : tulisanmu bisa jadi rujukan terkait perusahaan yang akan membuat kebijakan nanti

    5. Prominance : mungkin bisa ditambahkan pendapat dari orang terkemuka supaya lebih menarik :)

    6. Consequence : artikelmu memberikan dampak kepada petani maupun kepada penyuluhnya sendiri karena mengandung informasi untuk kedua belah pihak

    7. Development : artikelmu mengandung dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan yg dibuat oleh pemerintah sehingga dapat memberikan informasi untuk pengembangan selanjutnya

    BalasHapus