Satrio Adil Pamungkas
17/412917/PN/15239
No Absen 33
Penyuluhan pertanian
merupakan profesi yang membawa dampak positif dalam pembangunan pertanian di
Indonesia. Indonesia sempat diganjar sebagai negara yang swasembada pangan ini
juga berkat seorang profesi penyuluh pertanian. Namun, perlu diingat hal itu
terjadi ketika masyarakat Indonesia masih bercorak sebagai masyarakat agraris.
Transformasi di tengah masyarakat Indonesia juga berubah sangat cepat, dari
yang awalnya masyarakat agraris berubah menjadi masyarakat industri dan hari
ini telah memasuki era masyarakat informasi.
Munculnya handphone
dan internet membuat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin
cepat dan menyebabkan perubahan yang begitu signifikan dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Ini disebabkan bahwa teknologi informasi seperti internet
menawarkan potensi komunikasi yang lebih efektif, efisien serta lebih
demokratif dibandingkan media massa sebelumnya. Zaman saat ini telah memasuki
era masyarakat informasi yang terhubung dalam dunia virtual. Tak hanya di
perkotaan, fenomena ini juga telah terjadi di kawasan pedesaan. Ini bukti bahwa
teknologi digital merupakan keniscayaan, tidak dapat di pungkiri kemajuannya. Sudah
banyak ditemui petani yang telah memanfaatkan smartphone dan memanfaatkan pegawainya untuk berselancar didunia
maya. Petani juga memanfaatkan internet guna mencari informasi, baik dalam
kegiatan pertanian berupa pemanenan, budidaya, pemupukan, maupun dalam kegiatan
pemasaran. Fokus utama dari aplikasi ICT (Information
and Communication Technologies) di bidang pertanian
adalah untuk memenuhi kebutuhan petani akan informasi. Keadaan inovasi dan informasi
pertanian yang stagnan diharapkan dapat di perbaiki dengan adanya TIK ini.
Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi
dapat membantu jalannya penyuluhan pertanian. Ini dapat dilihat dengan munculnya
konsep penyuluhan pertanian di dunia virtual yang dinamakan Cyber Extension. Cyber extension hadir
dengan tujuan utama adalah untuk memberikan kemudahan bagi petani dan penyuluh
dalam mengakses informasi mengingat informasi pertanian menjadi salah satu
faktor kunci dalam pencapaian keberhasilan program pembangunan pertanian. Penyuluh
pertanian dituntut untuk memahami teknologi informasi dan komunikasi selain
dari ilmu-ilmu mengenai pertanian. Oleh sebab itu para penyuluh juga harus
mampu mengaplikasikan teknologi informasi sebelum mereka melakukan
penyuluhan-penyuluhan. Sehingga pada akhirnya penyuluhan berfungsi untuk
menjembatani kesenjangan antara praktek yang harus atau biasa dijalankan oleh
petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang menjadi
kebutuhan petani tersebut. Penyuluh pertanian akan membimbing
petani dengan pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang untuk diterapkan
kepada petani dalam usaha taninya. Jika petani mempunyai masalah yang
memerlukan pemecahan para ahli, seperti kegagalan panen akibat serangan
hama/keadaan tanahnya dapat disampaikan kepada para ahli melalui penyuluh.
Dalam era baru pertanian, penyuluh lapangan juga dituntut memiliki fungsi
paling tidak dalam tiga hal yaitu transfer teknologi (technology transfer), fasilitasi (facilitation) dan penasehat (advisory
work).
Terdapat dampak positif yang dihasilkan oleh Teknologi
informasi, baik kepada petani maupun penyuluh. Sebelumnya, kegiatan penyuluhan identik
dengan kegiatan lapang yang mengharuskan tatap muka antara petani dengan
penyuluh, tetapi dengan adanya TIK penyuluh dan petani tak lagi harus bertemu
di sawah, mereka sudah dapat berinteraksi secara intens melalui berbagai medium
hasil kemajuan TIK, seperti lewat media sosial, aplikasi digital, sms, video,
dan sebagainya. Lalu, sebelumnya pola komunikasi antara penyuluh dan petani
adalah linear, bahkan cenderung bersifat intruksional dengan sistem target yang
kaku. Namun setelah adanya kemajuan TIK ini pola komunikasi antara petani
dengan penyuluh terdapat timbal balik dan respon diantara keduanya. Sekarang
para petani juga dapat dengan bebas terhubung dengan penyuluh di daerah lain,
tidak hanya di daerahnya saja, berbeda dengan dulu dimana petani hanya dapat
berhubungan dengan penyuluh dengan jangka waktu yang terbatas. Dengan kemajuan
TIK ini penyuluh dengan leluasa dapat mengembangkan dirinya, dimana pada zaman
dahulu penyuluh kurang bisa mengakselerasikan kemampuannya.
Tetapi selain adanya dampak positif, kemajuan Teknologi
informasi ini juga mengakibatkan beberapa dampak negatif terhadap kegiatan penyuluhan
pertanian. Dengan adanya teknologi informasi petani sudah mulai terbiasa untuk
mencari informasi sendiri sehingga interaksi antara petani dengan penyuluh
maupun petani dengan petani mulai berkurang. Akibatnya tentu saja gotong royong
juga mulai memudar dan rasa saling membutuhkan juga mulai hilang. Petani merasa
tidak lagi membutuhkan penyuluh dan petani lain karena memang dengan
kecanggihan teknologi informasi semua informasi sudah bisa mereka cari. Selain itu
terdapat hilangnya kegiatan-kegiatan musyawarah guna mencari solusi dari
permasalahan yang dihadapi oleh petani. Jika sebelum era informasi petani
terbiasa bercerita di forum tentang suatu masalah dan petani lain mencoba untuk
memikirkannya maka hari ini hal itu suah akan jarang ditemui. Interaksi yang
terjadi di dunia nyata sudah mulai tergantikan oleh interaksi di dunia maya.
Kurangnya intensitas pertemuan antara petani dan penyuluh juga menyebabkan
hilangnya sense of belonging dari
diri petani terhadap kegiatan penyuluhan.
Berdasarkan pembahasan artikel diatas, dapat disimpulkan
bahwa penyuluhan yang berbasis teknologi informasi sudah pasti memberikan
banyak perubahan dalam struktur sosial dan budaya masyarakat tani. Perubahan
itu ada yang bergerak menuju ke arah positif namun ada juga yang justru menyebabkan
perubahan ke arah yang negatif. Namun, perubahan itu bukan karena sebab karena,
teknologi informasi yang berkembang seperti cyber
extension hadir dalam rangka untuk memberikan sebuah efek positif bagi
kehidupan manusia. Kemajuan Teknologi informasi dan komunikasi ini juga membentuk
sebuah habitus baru dan melahirkan praktek yang sosial yang berbeda sebelum
adanya kegiatan penyuluhan yang dilakukan di ruang virtual.
Referensi :
Prayoga, Kadhung. 2018. Dampak Penetrasi Teknologi Informasi Dalam Transformasi Sistem Penyuluhan Pertanian di Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. 11 (1) : 46- 59
HAlo Adil, mau komentar tentang nilai yang ada di artikelmu ya :)
BalasHapus!. Timelines: artikelmu up to date mengangakat fenomena teknolohi informasi yang saat ini memang sedang trend :)
2. Proximity : tulisanmu dekat dengan petani karena pembahsannya adalah dampak yang ditimbulkan dari teknolohi informasi kepada petani itu sendiri
3. Importance: artikelmu berisi informasi yang penting bagi petani dimana petani dapat mengetahui dampak teknolohi penyuluhan yang dilakukan kepada petani itu sendiri
4. policy : tulisanmu bisa jadi rujukan terkait perusahaan yang akan membuat kebijakan nanti
5. Prominance : mungkin bisa ditambahkan pendapat dari orang terkemuka supaya lebih menarik :)
6. Consequence : artikelmu memberikan dampak kepada petani maupun kepada penyuluhnya sendiri karena mengandung informasi untuk kedua belah pihak
7. Development : artikelmu mengandung dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan yg dibuat oleh pemerintah sehingga dapat memberikan informasi untuk pengembangan selanjutnya