Penulis :
Diah Puspitasari
( 17/409662/PN/15050 )
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
Jurnal
Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Agriekonomika
6(1), 2017
Pemanfaatan
Media Sosial dalam Penyuluhan Pertanian dan Perikanan di Indonesia
Perkembangan Teknologi dan Informasi
dalam era globalisasi, khususnya pada bidang internet berkembang sangat pesat.
Perkembangan ini memudahkan masyrakat dalam mengakses dunia luar. Namun,
perkembangan ini belum dimanfaatkan dengan optimal dalam bidang pertanian dan
perikanan. Hal ini disebabkan karena banyak stakeholder
yang belum mampu menikmati
perkembangan ini dan minat actor yang bergelut di bidang ini masih rendah. Oleh
sebab itu, Kementerian Perikanan dan Kelautan dan Kementerian Pertanian
mengembangkan penyuluhan dengan media sosial.
Media sosial menjadi solusi
alternatif dalam pengembangan penyuluhan pertanian dan perikanan. Pengunaan
media sosial memudahkan kegiatan penyuluhan tnpa harus memperhatikan waktu,
tempat dan biaya. Dalam hal ini penyuluh dan petani maupun nelayakan dituntut
harus dapat beradaptasi denga perkembangan yang ada. Penyuluh merupakan ujung
tombak dalam pelaksanaan penyuluhan dalam meningkatkan kualitas dan kompetisi
petani dan nelayan. Jurnal ini ditulis untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
kegiatan penyulihan yang memanfaatkan media sosial dan ketersediaan informasi
yang disediakan oleh pemerintah.
Metodologi yang digunakan dalam
penulisan jurnal ini ialah menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan dilakukan
dengan metode deskriptif dan analisis wacana. Selain itu, digunakan juga metode
studi pustaka untuk mendapatkan data-data sekunder. Analisis menggunakan
interpretasi peniliti juga dilakukan untuk membantu dalam penulisan jurnal ini.
Berdasarkan metodologi yang
dilakukan didapatkan data bahwa tingkat penyuluhan di sektor masih sangat
rendah dibandingkan dengan penyuluhan pada sektor pertanian. Masyarakat pesisir
dan nelayan sangat minim mengenai informasi terkait kegiatan budidaya,
pengelolaan, dan pemasaran hasil perikanan. Oleh karena itu, penggunaan media
sosial sebagai penyuluhan diharapkan mampu membantu masyarakat pesisir dan nelayan dalam
meningkatkan kualitas SDM-nya. Media sosial diharapkan dapat menjadi marketplace baru yang akan menghubungkan
kepentingan produsen dan konsumen. Melalui media sosial juga dapat memutus
hubungan langsung antara petani atau nelayan dengan tengkulak yang sering
mempermainkan harga pasaran.
Dalam pemanfaatan media sosial,
dalam bidang penyuluhan belum dapat berjalan dengan optimal dikarenakan
kualitas SDM antar nelayan yang berbeda-beda dan sikap ketergantungan kepada
penyuluh membuat nelayan sulit untuk maju. Untuk mengatasi permasalahn tersebut, Pusat
Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat melakukan kegiatan yang mengubah paradigma diseminasi
dari yang bersifat konvesional ke yang lebih maju dan cepat dengan memanfaatkan
berbagai saluran media. Sarana teknologi informasi seperti sosial media dan
video conference memberikan peluang baru untuk melancarkan kegiatan penyuluhan.
Dalam facebook, kegiatan penyuluhan
perikanan dan pertanian dan sudah berjalan dengan cukup baik. Namun, dalam
bidang perikanan, Kementrian Perikanan dan Kelauatan tidak melakukan update
mengenai dunia perikanan. Hal ini, membuat informasi yang seharusnya didapatkan
oleh masyarakat menjadi terhambat. Berbeda dengan penyuluhan di bidang
pertanian, Kementrian Pertanian selalu melakukan update terhadap informasi
informasi yang ada dalam pertanian disertai dengan fot-foto kegiatan pertanian
melalui fitur catatan pada facebook sehingga masyarakat dapat melihat hal atau
informasi penting tanpa harus membuang banyak waktu. Selain menggunakan
facebook, Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan masyarakat juga menggunakan media
sosial lain, yaitu twitter dan video conference. Kementrian perikanan dan
kelauatan selalu melakukan update mengenai informasi-informasi di dunia
perikanan melalui kedua media sosial tersebut. Namun, Kementrian Pertanian
kurang begitu maximum dalam memanfaatkan media sosial ini, berbeda dengan di
facebook di mana Kementrian Pertanian sangat aktif dalam meng-update
informasi-informasi pertanian.
Berbagai media sosial di atas dirasa
sangat efektif dan efisien dalam menyampaikan informasi terkait pertanian dan
perikanan. Selain itu, media sosial sangatlah murah, mudah, dan interaktif.
Namun berdasarkan penelitian Saleh (2006) dapat diketahui bahwa selama ini
pemanfaatan media sosial masih lemah di ligkungan pedesaan. Mayoritas masih
menggunakan radio, surat kabar, dan televisi untuk mendapatkan informasi
mengenai pertanian dan perikanan. Hal
tersebut dikarenakan masyarakat pedesaan belum akrab dengan penggunaan suatu
media sosial dan belum memiliki keahlian dalam penggunaan media yang bersangkutan. Sedangkan jika dilihat dari sisi pandang
penyuluh, saat ini juga masih sedikit penyuluh yang memanfaatkan internet dan
media sosial dalam melakukan penyuluhan terhadap petani dan nelayan. Dalam hal
ini pemerintah diharapakan lebih responsif guna mengenalkan penyuluhan
menggunakan media sosial, baik kepada petani dan nelayan maupun kepada penyuluh
itu sendiri.
Sumber :
Prayoga, K.
2017. Pemanfaatan Media Sosial dalam Penyuluhan Pertanian dan Perikanan di
Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Agroekonomika. 6(1) : 32-43.
Resume Jurnal
Ilmiah
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMenurut saya, materi review yang dibuat sudah baik. Artikel ini mengandung beberapa nilai berita dan nilai penyuluhan.
BalasHapusNilai berita yang saya dapat yaitu:
1. Timeline: artikel ini cukup baru karena mengacu pada sumber jurnal tahun 2017 dan berisi tentang media sosial yang sedang berkembang sekarang ini.
2. Proximity: artikel ini berkaitan dekat dengan petani dan nelayan yang menjadi sasaran penyuluhan berbasis media sosial serta pemerintah sebagai fasilitator.
3. Importance: artikel ini menjelaskan tentang pentingnya pemanfaatan media sosial untuk mempermudah dan mempercepat pengembangan penyuluhan kepada petani dan nelayan.
4. Policy: artikel ini menjelaskan tentang pentingnya peran pemerintah dalam mengenalkan penyuluhan berbasis media sosial sehingga para penyuluh serta petani dan nelayan dapat memanfaatkan media sosial untuk mendapatkan informasi secara mudah dan cepat.
5. Development: artikel ini menjelaskan tentang media sosial sebagai solusi alternatif dalam pengembangan penyuluhan sehingga petani dan nelayan dapat beradaptasi dengan perkembangan yang ada.
Nilai penyuluhan yang saya dapat yaitu:
1. Sumber/ ide yang diambil pada artikel ini yaitu pelaksanaan penyuluhan kepada petani dan nelayan dengan memanfaatkan media sosial untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan budidaya, pengelolaan, pemasaran, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia, serta untuk memutus hubungan langsung dengan tengkulak sehingga meminimalisir kerugian yang didapat oleh petani dan nelayan.
2. Sasaran dari artikel ini tergolong sasaran tidak langsung karena tertuju kepada pemerintah sebagai fasilitator penyuluh dalam kegiatan penyuluhan kepada petani dan nelayan.
3. Manfaat dari artikel ini yaitu pembaca dapat mengetahui bagaimana peran pemerintah dalam kegiatan penyuluhan serta usaha pemerintah dalam pengembangan penyuluhan berbasis media sosial kepada petani dan nelayan.