Senin, 10 September 2018


 Strategi Pengembangan Kinerja Penyuluh Pertanian dalam Pendidikan Jarak Jauh Universitas Terbuka Kasus Alumni UT di wilayah Serang, Kerawang, Cirebon dan Tanggamus

Oleh Muthia Restiningsih
NIM : 16/394353/PN/14592
Teknologi Hasil Perikanan
 Penyuluh pertanian berhubungan langsung dengan pemberdayaan petani sehingga penyuluh adalah salah satu hal yang menentukan keberhasilan pembangunan pertanian. Penyuluh yang baik harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan kondisi dan tantangan penyuluhan saat ini. Penyuluh yang mempunyai kompetensi tinggi akan mampu menunjukkan kinerja yang baik karena kompetensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja penyuluh. Kinerja diartikan sebagai implementasi kerja untuk penyuluh pertanian, yang menunjukkan indikator seberapa baik mereka melakukan pekerjaan itu. Kinerja yang baik memiliki karakteristik yaitu:
 (1) Rasional: kinerja seharusnya diterima oleh akal sehat oleh siapapun;
\(2) Konsisten: kinerja yang baik seharusnya sejalan dengan nilai-nilai yang ada di dalam organisasi dan tujuan organisasi,
 (3) Tepat: Kinerja yang baik harus dinyatakan secara tepat dan jelas;
 (4) Efisien: kinerja yang baik sedapat mungkin melalui pengorbanan dana yang minim dengan hasil yang memuaskan,
(5) Tertantang: kinerja yang baik seharusnya dapat menantang seseorang untuk bekerja lebih baik.
Kinerja penyuluh merupakan bentuk implementasi dari hasil kerja penyuluh yang dapat diukur dari keberhasilan usaha. Dengan demikian, kinerja merupakan faktor penting karena dapat menentukan keberhasilan kegiatan penyuluhan terhadap petani. Hasil kerja penyuluh diukur dalam hal : Penerapan Inovasi, Pengembangan Usaha, Pemahaman terhadap Aspirasi Petani, Penerapan Azas-azas Penyuluhan, Membangun jejaring kerja, dan Fasilitasi Pengelolaan Keluarga. Studi kasus mengenai tingkat kinerja penyuluh di Universitas Terbuka setelah menyelesaikan pendidikan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh alumni Universitas Terbuka. Teknik survei dilaksanakan diantara 111 penyuluh pertanian yang lulus dari Universitas Terbuka dan diantara 88 petani di empat lokasi berbeda, yaitu Serang, Karawang, Cirebon, dan Tanggamus. Menurut persepsi penyuluh tingkat kinerja penyuluh alumni Universitas Terbuka secara umum relatif sedang dengan rataan skor 66. Bahwa perlu ada upaya untuk meningkatkan kinerja penyuluh dalam hal penerapan inovasi, pengembangan usaha, membangun jejaring kerja, pemahaman terhadap aspirasi petani, penerapan azas-azas penyuluhan, dan fasilitasi pengelolaan keuangan keluarga, agar petani mendapatkan layanan yang lebih memuaskan dalam mengembangkan usahataninya. Menurut persepsi petani yang menjadi anggota kelompok tani, tingkat kinerja penyuluh alumni Universitas Terbuka secara umum relatif sedang dengan rataan skor 54. Sebaliknya menurut persepsi petani yang bukan menjadi anggota kelompok tani, tingkat kinerja penyuluh alumni Universitas Terbuka  tergolong rendah dengan rataan skor 48. Tingkat kinerja penyuluh alumni Universitas Terbuka tergolong rendah, maka perlu adanya upaya perbaikan kinerja penyuluh alumni Universitas Terbuka agar petani yang merupakan sasaran penyuluhan mendapatkan layanan yang lebih baik. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui perbaikan tingkat kompetensi penyuluh, yang difokuskan pada peningkatan pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan penyuluh.
Faktor yang secara langsung berpengaruh terhadap kinerja penyuluh secara umum adalah interaksi penyuluh dengan bahan ajar, tutorial, interaksi penyuluh dengan sejawat dalam kelompok belajar, kompetensi personal, dan kompetensi tugas, dan kompetensi sosial, menunjukkan pengaruh yang positif terhadap kinerja penyuluh. Faktor tidak langsung yaitu umur, masa kerja, cakupan mata kuliah, media non cetak, dan kebutuhan petani menunjukkan pengaruh tidak langsung terhadap kinerja penyuluh melalui kompetensi personal. Faktor-faktor yang dominan tetapi tidak secara langsung berpengaruh terhadap kinerja penyuluh, yaitu melalui : (1) kompetensi personal adalah umur, masa kerja, cakupan mata kuliah, media non cetak, dan kebutuhan petan; (2) kompetensi tugas, adalah jabatan fungsional, tingkat motivasi, interaksi penyuluh dengan bahan ajar, dan kualitas interaksi penyuluh dengan sejawat dalam kelompok belajar; (3) kompetensi andragogik, adalah tutorial, fasilitas belajar, dan pelatihan; (4) kompetensi sosial, adalah cakupan mata kuliah, fasilitas belajar, dan pelatihan fungsional. Strategi kinerja penyuluh : (1) Peningkatan kompetensi penyuluh, baik kompetensi personal maupun kompetensi tugas. Upaya peningkatan tersebut difokuskan pada peningkatan pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan penyuluh. (2) Peningkatan kualitas pembelajaran di Universitas Terbuka agar efektif meningkatkan kompetensi penyuluh yang selanjutnya dapat berdampak pada peningkatan kinerja penyuluh alumni Universitas Terbuka. Strategi yang perlu dikembangkan untuk peningkatan kinerja penyuluh alumni Universitas Terbuka adalah peningkatan kompetensi personal dan kompetensi tugas yang difokuskan pada peningkatan pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan yang terkait dengan kepribadian (personal) yang harus dimiliki seorang penyuluh dan pengetahuan terkait dengan tugas sebagai penyuluh.
Kesimpulannya, strategi yang perlu dikembangkan untuk peningkatan kinerja penyuluh alumni UT adalah peningkatan kompetensi personal dan kompetensi tugas yang difokuskan pada peningkatan pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan yang terkait dengan kepribadian (personal) yang harus dimiliki seorang penyuluh dan pengetahuan terkait dengan tugas sebagai penyuluh.

Daftar Pustaka
Huda. N. Slamet, N.  Prabowo Tjitropranoto, 2015. 6(1):20-25  Strategi Pengembangan Kinerja Penyuluh Pertanian  dalam Pendidikan Jarak Jauh Universitas Terbuka:  Kasus Alumni UT di wilayah Serang, Karawang,
Cirebon, dan Tanggamus.

1 komentar:

  1. Hai Muthia.. Artikel ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas para penyuluh pertanian. Namun jauh lebih baik jika jurnal/sumber yang digunakan bersifat baru atau tidak basi.

    Nilai Berita :
    1. Proximity : artikel ini bersifat lebih dekat ke penyuluh.
    2. Importance : informasi yang terdapat pada artikel ini ditujukan untuk peningkatan kompetensi penyuluh pertanian
    3. Policy : kebijakan yang terdapat pada artikel ini berpedoman pada azas-azas penyuluhan.

    Nilai penyuluhan :
    1. Sumber teknologi atau ide : dalam artikel ini tidak dijelaskan sumber teknologi yang digunakan.
    2. Sasaran : artikel ini ditujukan untuk penyuluh (sasaran tidak langsung)
    3.Manfaat : artikel ini bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi kinerja penyuluh
    4.Nilai pendidikan : artikel ini menarik untuk dipelajari oleh para penyuluh pertanian.


    Dari :
    Maria Dwi C. (16/394352/PN/14591)

    BalasHapus