Rahma Beta Romadona
Teknologi Hasil Perikanan
17/412914/PN/15236
No. Absen 32
Sektor pertanian yang sangat vital tidak akan pernah
berhenti menjadi sorotan bagi masyarakat maupun pemerintah. Pentingnya sektor
pertanian membuat pemerintah terus mengupayakan usaha-usaha yang akan dilakukan
untuk memperbaiki serta mengembangkan sektor pertanian. Usaha yang dilakukan
pemerintah salah satunya adalah dengan penyuluhan langsung kepada petani atau
kepada kelompok tani itu sendiri. Banyak metode yang digunakan untuk penyuluhan
pertanian. Salah satunya adalah dengan metode komunikasi secarang langsung
kepada petani da nada metode komunikasi berbasis internet yang saat ini sangat
digalakkan oleh pemerintah dengan nama sebutan Cyber Extension.
Usaha
dengan metode komunikasi yang digalakkan pemerintah ini belum tentu berjalan
sesuai dengan harapan. Banyak faktor yang menghambat metode penyuluhan tersebut
dapat berhasil. Salah satunya adalah latar belakang pendidikan petani atau
kelompok tani yang berbeda-beda pada setiap orang atau kelompok. Seperti yang
kita ketahui proses penyuluhan digunakan sebagai proses penyampaian pesan dari
penyuluh kepada petani atau kelompok petani yang membuutuhkan pemahaman atas
penyampaian penyuluhan dari pihak sasaran yaitu petani atau kelompok tani
tersebut.
Pada
suatu penelitian disebutkan bahwa petani berada pada usia produktif dan
pengalaman agribisnis cukup lama, namun belum ditunjang oleh pendidikan formal dan
non formal yang tinggi serta belum didukung oleh luas penguasaan lahan
pertanian yang memadai dan tingkat kinerja penyuluhpertanian dalam
memberdayakan petani relatif belum baik (kategori “cukup”), hal ini disebabkan
oleh faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap kinerja [1]. Pernyataan
tersebut tidak berlaku pada penerapan
metode komunikasi penyuluhan pada kelompok tani Gemah Rifah I di Aceh
membuktikan berjalannya usaha pemerintah. Metode penyuluhan berbasis komunikasi
yang dilakukan kelompok tani Gemah Rifah I memandakan keberhasilan. Keberhasilan
ini disebabkan oleh metode pendekatan yang digunakan para penyuluh untuk
menyampaikan pesan. Penyuluhan pada kelompok tani Gemah Rifah I menggunakan
metode pendekatan dengan pendekatan kepada kelompok tani. Keberhasilan metode
itu karena metode pendekatan kelompok pertemuan kelompok disana akan terjadi
proses interaksi komunikasi langsung antara pihak yang terlibat dalam pertemuan
kelompok. Interaksi antara PPL dalam menyampaikan materi dan meperagakan cara
perlakuan teknologi anjuran pemerintah dengan semua anggota kelompoktani.
Interaksi juga terjadi antara sesama anggota kelompok dalam menyampaikan
tanggapan dan berdiskusi sesama dalam rangka menyatukan sikap, prilaku dan
keterampilan dalam usaha tani. Dalam pendekatan kelompok ini juga akan terjadi
interaksi dimana sebagian anggota kelompok yang belum tau menjadi tau setelah
mendengar dan bertanya baik kepada PPL dan kepada anggota lain.
Interaksi-interaksi sesame anggota inilah yang menyebabkan pendekatan
komunikasi ini dapat berjalan dengan baik dan terbukti kelompok tani Gemah
Rifah I sudah dapat mandiri.
Seperti
kasus diatas dapat dimaknai bahwa pendekatan kelompok dapat mempengaruhi
penyampaian pesan dari para penyuluh kepada petani atau kelompok tani yang
menjadi sasaran. Pendekatan kelompok ini efektif karena adanya interaski antara
penyuluh dengan petani ataupun petani dengan petani. Pendekatan kelompok ini
juga harus dibarengi dengan pemahaman keadaan petani, keadaan geografis serta
keadaan tradisi tempat petani atau kelompok tani berada sehingga dapat
terciptanya komunikasi yang baik.
Rujukan:
[1] Sumardjo. 1999. Transformasi Model Penyuluhan
Pertanian Menuju
Pengembangan Kemandirian Petani (Kasus di Propinsi
Jawa Barat) Disertasi (S3) Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Kamaruzzaman. 2016. Penerapan Metode Komunikasi Oleh
Penyuluh Pertanian Pada Kelompok Tani Gemah Rifah I Desa Jamur Labu Kecamatan
Rantau Aceh Tamiang. Jurnal Simbolika Universitas Sumatera Utara. (2):2
Nilai Penyuluhan :
BalasHapus1. Sumber ide : ide yang memicu munculnya artikel ini dikarenakan pentingnya sektor pertanian sehingga membuat pemerintah terus mengupayakan usaha-usaha yang akan dilakukan untuk memperbaiki serta mengembangkan sektor pertanian salah satunya melalui penyuluhan berbasis internet
2. Sasaran : dalam artikel ini sasaran yang dituju adalah sasaran tidak lansung yakni para khalayak ramai dan orang orang yang berhubungan dengan pertanian.
3. Manfaat : Dalam artikel ini memaparkan manfaat pentingnya penerapan komunikasi kelompok guna keberhasilan suatu penyuluhan
4. Nilai pendidikan : Dalam artikel ini, nilai pendidikannya berupa interaksi interaksi pendekatan komunikasi kelompok untuk keberhasilan penyuluan.
Nilai Berita:
1. Timelines : Artikel ini dapat dikatakan sebagai artikel yang masih bisa diterima hingga saat ini karena mengangkat tema yang cukup universal yakni metode komunikasi secara lansung maupun berbasis internet dalam upaya penyuluhan pertanian.
2.consequence : dalam artikel ini nilai sebab akibatnya berupa petani yang berada pada usia produktif dan pengalaman agribisnis cukup lama, namun belum ditunjang oleh pendidikan formal dan non formal yang tinggi serta belum didukung oleh luas penguasaan lahan pertanian yang memadai dan tingkat kinerja penyuluhpertanian dalam memberdayakan petani relatif belum baik (kategori “cukup”), karena hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap kinerja.
3.Development : unsur keberhasilan dalam artikel ini dapat dilihat dari keberhasilan metode penyuluhan berbasis komunikasi yang dilakukan kelompok tani Gemah Rifah I di Aceh yang menggunakan metode pendekatan dengan pendekatan kepada kelompok tani.